SAVE PALESTINA
GEMERETAK KEPALKU BERDIRI DI SAMPINGMU
_____________________________________________________
Sekali kuingat engkau, Palestina.
Gemeretak kepalku berdiri di sampingmu.
Lagu surgawi engkau dendangkan.
Percuma bersambut salak senapan.
Bom pun meledak menggenapkan catatan.
Siapakah berkhianat di belakangmu.
Melangkah lindap menusuk dadamu.
Seribu mimpi pun runtuh ke bumi.
Seribu hati membatu dalam sangsi.
—————-
Foto CNBC
—————-
Matahariku mataharimu juga
Angin berkesiur membirukan luka
Anak-anakmu menjerit di balik jendela
Ada yang terluka-luka di dada
Ada yang terputus kakinya
Siapa pula wanita yang terjatuh
Tersambar peluru pembunuh
Palestina. Palestina. Meski kau jauh
Air mataku jatuh untukmu seluruh
Palestina. Tangismu pilu
Bercampur semangat menyerbu
Zionis penjarah tanah airmu
Hamas. Qassam, Fatah, Hizbullah
Berdegub menyambut kebangkitanmu
Melangkah maju siap memerangkap zionis dungu
(Lihatlah, mereka akhirnya keder juga
Sembunyi di balik batu dan pohon gharqad
Mengelus senjata sambil terkencing di celana)
Bulan pun bersinar
Memancarkan rasa persaudaraan
Matahari pun meninggi
Mencairkan kebekuan hati
Tanganku tak perlu lagi
Menghapus air matamu
Jakarta, Nov. 2023
(Puisi karya Ahmadun Yosi Herfanda)
REMPANG, TANGISMU
TERDENGAR SAMPAI DI SINI
Rempang, tangismu terdengar sampai di sini
Menusuk ulu dada sampai terbuka jadi luka
Bagaimana aku bisa menolongmu? Kau dicabik
Keserakahan atas nama negara, dan tangan-tangan
Perkasa menyeretmu ke ranah sengketa
Rumahmu, aku tahu, berdiri di atas tanah pusaka
Dari moyangmu yang tertidur dalam perahu
Rempang, terdengar tangismu sampai di sini
Di antara luka pantai, dan derita anak istri
Perahu-perahu nelayan urung melaut. Menunggu
Kabut pergi, menyibak kerumunan manusia
Yang mendekap peta tanah merdeka
Burung-burung melintas di udara
Menebar kabar sengketa penuh dusta
Rempang, terdengar tangismu sampai di sini
Tangis getir yang mencatat luka bangsa
Aku tahu, ya aku tahu, kau terusir
Dari tanahmu, yang terpaksa kau relakan
Demi menyelamatkan muka
Komodo yang kehilangan muka
Tangsel, 2023
AHMADUN YOSI HERFANDA adalah alumnus FPBS Univ. Negeri Yogyakarta (UNY – d.h. IKIP Yogyakarta). Pernah kuliah di Univ. Paramadina Mulya dan menyelesaikan Magister Komunikasi di Univ. Muhammadiyah Jakarta. Ia lahir di Kaliwungu, 17 Januari 1958. Penyair ini adalah salah seorang penggagas dan pencanang forum Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) – forum penyair yang diadakan secara bergilir di Negara-negara Asia Tenggara, dan salah seorang deklarator Hari Puisi Indonesia (HPI) yang dirayakan secara nasional tiap 26 Juli. Selain puisi, ia juga banyak menulis cerpen dan esei sastra. Sejak 2010, mantan redaktur sastra Harian Republika ini mengajar creative writing pada Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong. Ia sering menjadi pembicara dan pembaca puisi dalam berbagai forum sastra nasional dan internasional di dalam dan luar negeri.
Ahmadun juga pernah menjadi ketua tetap Jakarta International Literary Festival (JILFest), anggota pengarah Pertemuan Penyair Nusantara (PPN), anggota dewan penasihat Malay Studies Centre Pattani University Thailand, ketua Lembaga Literasi Indonesia (Indonesia Literacy Institute), dan pemimpin redaksi portal sastra Litera (www.litera.co.id ). Ia juga pernah menjadi ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ, 2009-2012), ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI, 2007-2012), ketua III Himpunan Sarjana Kesastraan Indonesia (HISKI, 1993-1996), ketua Komunitas Cerpen Indonesia (KCI, 2007-2012), dan anggota tim ahli Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Kemendikbud RI (2014-2015) bidang sastra.
Buku kumpulan sajaknya yang telah terbit, antara lain Sang Matahari (Nusa Indah, Ende Flores, 1980), Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1991), Sembahyang Rumputan (Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1996), Fragmen-fragmen Kekalahan (Penerbit Angkasa, Bandung, 1996), Ciuman Pertama untuk Tuhan (puisi dwi-bahasa, Logung Pustaka, 2004 — meraih Penghargaan Sastra Pusat Bahasa, 2008), Dari Negeri Daun Gugur (Pustaka Littera, 2015), Ketika Rumputan Bertemu Tuhan (Pustaka Littera, 2016) – buku ini terpilih sebagai buku unggulan (5 besar) dalam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2016, dan Kasidah Seribu Purnama (Hyang Pustaka, Cirebon, 2022) – terpilih sebagai buku unggulan Anugerah Hari Puisi Indonesia 2023.
Sedangkan buku kumpulan cerpennya yang telah terbit, antara lain Sebelum Tertawa Dilarang (Balai Pustaka, Jakarta, 1997), Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (Bening Publishing, 2004), Badai Laut Biru (Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2004), dan Pertobatan Aryati (Penerbit Rebublika, Jakarta, 2023). Ahmadun dapat dihubungi melalui HP/WA: 081315382096. Email: ahmadun.yh@gmail.com. Tentang aktivitas dan karya-karyanya juga dapat ditemukan melalui www.google.com, www.youtube.com , dan www.yahoo.com, dengan menuliskan nama Ahmadun Yosi Herfanda pada kolom pencari data. ***